Terinspirasi oleh seorang bapak yang duduk sebelahku di bus pada waktu mudik kemaren. Demi keluarganya, dia rela mencari nafkah jauh-jauh dari Tegal ke Bandung.
Setiap jumat malam, dia balik ke Tegal untuk menjenguk keluarganya dan kembali lagi ke bandung pada minggu malamnya, ternyata hal ini telah dia lakukan selama lebih dari 5 tahun sampai awak bus yang selalu dia naiki mengenalnya dan menjadi langganan tetap dari bus tersebut.
sebenarnya, dahulu keluarganya bertempat tinggal di bandung, but karena biaya hidup dan gaya hidup yang sangat tinggi, dia terpaksa meninggalkan keluarganya di tegal dan berangkat sendiri di bandung agar asap dapur tetap mengepul.
dengan gajinya yg tidak begitu besar, ternyata dia tetap mensyukuri semua rezeki yang diterima, karena semua rezeki sudah ada yang mengaturnya.
pernah saya bertanya kepada org tersebut, bagaimana tanggapan saudara2nya yang lain mengenai kebiasaannya tadi?
Dia hanya menjawab, semuanya mendukung, yang penting didapatkan secara halal.
selain itu juga, dia berkata selagi masih muda, sisihkanlah penghasilan yang didapat bwat orangtua karena setelah berkeluarga, lebih banyak untuk menghidupi istri & anak.
selain bapak tadi ternyata masih banyak juga yang rela meninggalkan keluarga demi sesuap nasi di rumah, walaupun dengan resiko kesehatan yang cukup tinggi karena perjalanan rutin yang lumayan jauh.
seperti di kantorku saat ini, ada yang terbiasa setiap minggu bolak-balik bogor-bandung selama 4 tahun, setelah sebelumnya terbiasa Bogor-semarang selama 3 tahun lebih. masih banyak juga yang lain.
kadang aku merasa malas kalo melihat seseorang yang hanya bisa menyombongkan kekayaan orang tuanya tanpa melihat pahit getirnya mencari nafkah demi sesuap nasi.
setiap Orang tua pasti berusaha yang terbaik bagi anak-anaknya
Friday, September 15, 2006
Perjalanan Jauh Demi Keluarga
Posted by Hatta at 10:12 AM |
Monday, September 11, 2006
Festival Kentongan (2)
lanjutan dari posting sebelumnya,
ternyata peserta dari festival ini tidak hanya diikuti para pemuda dan orang tua, ada juga peserta yang anggotanya anak-anak
untuk foto2 yang lain sudah bisa didownload disini
Posted by Hatta at 8:29 AM |
Saturday, September 09, 2006
Festival Kentongan (1)
Kentongan merupakan salah satu alat yang terbuat dari bambu dan diberi rongga,
salah satu kegunaannya adalah sebagai sarana di suatu kampung pada ronda malam, baik untuk menjaga kemanan, maupun untuk mengumpulkan massa.
di daerah banyumas, kenthongan dijadikan sebagai suatu kesenian dengan memadukannya alat musik lainnya seperti beduk, seruling, pianica dan yang lainnya.
setiap tahun, pemerintah kab. banyumas menyelenggarakan festival kentongan. kebetulan pas 17an kemaren, saya melihat festival tersebut di purwokerto pada hari sabtu malam 19 agustus, dengan rute dari alun-alun purwokerto menyusuri jln jend. soedirman, kali putih dan berakhir di GOR Satria Purwokerto.
festival tersebut sangat mengundang perhatian masyarakat banyumas tentunya dengan memadati jalan-jalan yang dilalui para peserta festival tersebut.
ada sekitar 30an kelompok yang mengikuti festival tersebut dengan mewakili setiap kecamatan yang ada di wilayah banyumas.
kira-kira jam 21.00, para peserta memulai pawainya, dengan sambutan sangat meriah dari para penonton. dengan banyaknya peserta festival ini, para penonton pun rela melihat festival tersebut sampai dini hari.
Festival ini layak mendapat perhatian agar tetap dapat mempertahankan keberagaman budaya bangsa indonseia.
karena keterbatasan bandwidth, baru 4 foto yang di-upload, selebihnya akan diposting lagi di blog ini.
Kentongan dalam Wikipedia jawa
Kentongan dalam Wikipedia Banyumasan
Posted by Hatta at 5:27 PM |
Waduk Penjalin Di saat kemarau
udah lama ga posting di blog ini, akhirnya bisa juga aplod foto2 pas kemaren 17an balik ke patuguran, coz aplod di kantor dibatesin oleh TLH Network max 1 MB, sebenernya msh byk seh foto2 kmrn, but sebagian saja.
About Patuguran
Patuguran merupakan salah satu dusun di desa Winduaji Kec Paguyangan di ujung selatan Kab Brebes, yang berbatasan langsung dengan kab Banyumas dan juga terletak pada jalur tengah antara Tegal-Purwokerto (30 KM dari Purwokerto). pada saat musim mudik, jalur ini sering dilanda kemacetan terutama di Bumiayu(10 KM utara dari patuguran).
ada beberapa objek wisata di patuguran yang dapat dijadikan sebagai pilihan, yaitu Waduk Penjalin, Tuk Sirah Pemali (Mata Air Sungai pemali) dan Wadas Kemlasah Winduaji
tidak tahu mengapa, warga di daerah Bumiayu (Brebes selatan) lebih mengenal patuguran dibanding dengan nama winduaji, sehingga nama stasiun kereta pun dinamai stasiun patuguran.
pada saat 17an kemaren, skalian cuti bersama, gw sempat balik , dan mengambil beberapa foto dari waduk penjalin. kebetulan pada saat itu waduk sedang dikuras alias dikeringkan, yah walopun belum kering smuanya seh..
karena masih bertepatan dengan acara 17an, sebagian waduk yang mengering dijadikan sebagai lapangan sepak bola
jika kita melihat ke timur dari tepian waduk penjalin, kita bisa melihat perbukitan Gunung Slamet yang merupakan salah satu gunung tertinggi di jawa tengah.
beberapa foto dari waduk ini diantaranya :
- Gardu Utara
- Menara
- Waduk Penjalin dari ujung selatan
Posted by Hatta at 3:19 PM |